Minggu, 06 November 2016

Memaknai Arti Kepahlawanan Bagi Generasi Muda

 Sang Pahlawan, dan generasi muda.


Memang tidak mudah untuk menjadi pahlawan. Mungkin lebih mudah bagi kita menjadi pahlawan bakiak, yaitu suami yang patuh (takut) kepada istrinya. Atau menjadi pahlawan kesiangan, yakni orang yang baru mau bekerja (berjuang) setelah peperangan (masa sulit) berakhir atau orang yang ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai menyatakan diri pejuang.
Hari ini kita merayakan Hari Pahlawan untuk mengenang jasa para pejuang pada masa silam. Kita bertanya pada diri sendiri apakah kita rela mengorbankan diri untuk mengembangkan diri dalam bidang kita masing-masing dan mencetak prestasi dengan cara yang adil, pantas dan wajar. Itulah pahlawan sekarang.
semangat yang dimiliki oleh pahlawan terdahulu hendaknya terus meresap di dalam jiwa generasi muda, sehingga rasa patriotisme dan semangat cinta tanah air tak lekang dimakan waktu.

Bangkit seni... maju negeri.

Salam 

Senin, 03 Oktober 2016

SELAT MALAKA MENJADI JIWA _ sajak Berty Asmara


Selat Malaka Menjadi Jiwa
(29Sep2016)

Kami di tanah jantan menjadi pagar
Untuk negeri ini
untuk bangsa ini

Dengan duka
Dengan luka seabad lamanya
Sebab malaya adalah saudara kandung kami

Kami suarakan Indonesia
Sebab perjuangan ini pernah sama kita rasakan
Dari dentum meriam sampai darah yang tertumpah

Namun 
kami harus memisah raga 
dengan Malaya 
sebab bangsa
sebab tanah air
juga air mata.



Rabu, 28 September 2016

SAJAK BERTY ASMARA

BA-TU
25 agustus 2016

Ada "batu" di tanah jantan
Batu hitam
Batu api
Batu batu

Ya batu!!
Seperti lempar batu
Dan kita simpan tangan itu
jadi air mata
Jadi luka
jadi merah jua akhirnya

Ya batu!!
Dari tanah jantan ini
Menoreh duka sepanjang zaman
Sebab engkau bercampur mesiu

Ya batu!!
Jadi dendam sepanjang arus
Tak bermuara pada musim
Sebab ia jauh dipendam

Ya batu!!
Jangan beri tahu
Sebab hati telah membatu
Kepada siapa hendak mengadu?

Ya batu!!
Kini air mata itu telah membatu
Jangan sampai jadi peluru.

Dari kisah #tanahjantanyangmelawan.


Sajak Amuk

Aruk Mengamuk
(27sep2016)

Tabik datuk
Sembah kita menjunjung langit
Di tanah ini menjadi jantan.

Kepada kita
terlupa
Dari kisah menjadi tragedi
Pada waktu yang lalu

Kegamangan itu telah memisau
Sebab dendam memuncak di sana
Meratap duka dari air mata takpun juga terasa?

Kepada kita jangan dilupa
Sebab marwah tidak menyalah
Sebab ajuk telah mengaruk

Kini ia menjadi luka sepanjang zaman
Kini ia menjadi kisah di tanah jantan
Sebab mereka menanggung lara
Merecup dikedalaman jiwa menanggung perih dan nisan pun bisu.

Kita membias cerita jadi tanya
Kita melukis kasih jadi pedih
Kita menebar cinta dengan peluru

Dan amuk jadi aruk
Cinta itu nestapa
Lalu kepada siapa menaruh suka?
Oh.. bermusim waktu jua kita menyapa.


Sajak Berty Asmara

Menulis kisahmu pada waktu yang usang
Slp. 28 September 2016

Sekelumit cerita pernah direka
Dan segantang rindupun kini ditangkup harapan
Tersebab engkau masih menunggu

Kini berbilas kisah menyulam sudah
Jadi ikatan sebatin diri
Berpunca pada sekilas ingatan menjadi jingga diujung senja
Kita terus saja menanti
Kita terus saja berdendang
Menjemput lembar kisah
dengan tarian kasih dalam igauan tanpa jeda.
Sedang musim tidak menunggu

Pada muara-muara cerita
kita telahpun memintal kenangan ini
berlembar cinta dibatas usia.
Dan kepadamu terlalu rindu.

Sajak Berty Asmara

Menulis kisahmu pada waktu yang usang
Slp. 28 September 2016

Sekelumit cerita pernah direka
Dan segantang rindupun kini ditangkup harapan
Tersebab engkau masih menunggu

Kini berbilas kisah menyulam sudah
Jadi ikatan sebatin diri
Berpunca pada sekilas ingatan menjadi jingga diujung senja
Kita terus saja menanti
Kita terus saja berdendang
Menjemput lembar kisah
dengan tarian kasih dalam igauan tanpa jeda.
Sedang musim tidak menunggu

Pada muara-muara cerita
kita telahpun memintal kenangan ini
berlembar cinta dibatas usia.
Dan kepadamu terlalu rindu.