Rabu, 28 September 2016

SAJAK BERTY ASMARA

BA-TU
25 agustus 2016

Ada "batu" di tanah jantan
Batu hitam
Batu api
Batu batu

Ya batu!!
Seperti lempar batu
Dan kita simpan tangan itu
jadi air mata
Jadi luka
jadi merah jua akhirnya

Ya batu!!
Dari tanah jantan ini
Menoreh duka sepanjang zaman
Sebab engkau bercampur mesiu

Ya batu!!
Jadi dendam sepanjang arus
Tak bermuara pada musim
Sebab ia jauh dipendam

Ya batu!!
Jangan beri tahu
Sebab hati telah membatu
Kepada siapa hendak mengadu?

Ya batu!!
Kini air mata itu telah membatu
Jangan sampai jadi peluru.

Dari kisah #tanahjantanyangmelawan.


Sajak Amuk

Aruk Mengamuk
(27sep2016)

Tabik datuk
Sembah kita menjunjung langit
Di tanah ini menjadi jantan.

Kepada kita
terlupa
Dari kisah menjadi tragedi
Pada waktu yang lalu

Kegamangan itu telah memisau
Sebab dendam memuncak di sana
Meratap duka dari air mata takpun juga terasa?

Kepada kita jangan dilupa
Sebab marwah tidak menyalah
Sebab ajuk telah mengaruk

Kini ia menjadi luka sepanjang zaman
Kini ia menjadi kisah di tanah jantan
Sebab mereka menanggung lara
Merecup dikedalaman jiwa menanggung perih dan nisan pun bisu.

Kita membias cerita jadi tanya
Kita melukis kasih jadi pedih
Kita menebar cinta dengan peluru

Dan amuk jadi aruk
Cinta itu nestapa
Lalu kepada siapa menaruh suka?
Oh.. bermusim waktu jua kita menyapa.


Sajak Berty Asmara

Menulis kisahmu pada waktu yang usang
Slp. 28 September 2016

Sekelumit cerita pernah direka
Dan segantang rindupun kini ditangkup harapan
Tersebab engkau masih menunggu

Kini berbilas kisah menyulam sudah
Jadi ikatan sebatin diri
Berpunca pada sekilas ingatan menjadi jingga diujung senja
Kita terus saja menanti
Kita terus saja berdendang
Menjemput lembar kisah
dengan tarian kasih dalam igauan tanpa jeda.
Sedang musim tidak menunggu

Pada muara-muara cerita
kita telahpun memintal kenangan ini
berlembar cinta dibatas usia.
Dan kepadamu terlalu rindu.

Sajak Berty Asmara

Menulis kisahmu pada waktu yang usang
Slp. 28 September 2016

Sekelumit cerita pernah direka
Dan segantang rindupun kini ditangkup harapan
Tersebab engkau masih menunggu

Kini berbilas kisah menyulam sudah
Jadi ikatan sebatin diri
Berpunca pada sekilas ingatan menjadi jingga diujung senja
Kita terus saja menanti
Kita terus saja berdendang
Menjemput lembar kisah
dengan tarian kasih dalam igauan tanpa jeda.
Sedang musim tidak menunggu

Pada muara-muara cerita
kita telahpun memintal kenangan ini
berlembar cinta dibatas usia.
Dan kepadamu terlalu rindu.

Selasa, 27 September 2016

Kemas di MTQ ke VIII Kabupaten Kepulauan Meranti 2016

Penampilan Tari Persembahan dari Kemas Meranti pada MTQ VIII


Tari Kreasi "Kubah"

Foto Pembina Kemas bersama Pemusik Kemas

Sajak Berty Asmara

PUAH UNTUK RIAU
Karya : Berty Asmara

Ketika bukit pasir mulai susut
Ketika kopra mulai kering
Ketika ojol mulai keras
Sabut yang terus melambut,
Sampai laut kalang kabut

Orang-orang sibuk dengan negeri
Orang-orang sibuk dengan harga diri
Dan yang paling menyakitkan hati
Orang-orang sibuk dengan mercy
Pak tani mulai ke tepi...
Sawah ladang akan mati...

Puah !!!! Nak jadikan Riau macam Brunai
Puah !!!! Nak jadikan Riau macam Singapor
Puah !!!! Nak jadikan Riau macam-macam

Puah sisih puah datuk !!
Maka puah tak jadi-jadi
Maka puah tak ada lagi
Allahualam

Senin, 26 September 2016

Meraja Kata Jilid II

Silakan daftarkan diri anda pada even "Meraja Kata Jilid II"

SEMPENA HARI SUMPAH PEMUDA KEMAS MERANTI kembali taja lomba baca puisi dalam acara MERAJA KATA Dengan tema "BANGKIT PEMUDA, UNTUK MERANTI"
Tingkat SD/sederajat Tingkat SLTP/Sederajat Tingkat SLTA/Sederajat, MAHASISWA, dan UMUM Masing-masing peserta membawakan 2 buah puisi yaitu :
1. Puisi wajib (ditentukan oleh panitia)
2. Puisi pilihan (Bebas). Berikut pilihan puisi wajib Tingkat SLTA/ sederajat yang diperlombakan :
TINGKAT SLTA dan UMUM
1. JEMBATAN karya Sutardji Calzoum Bachri
2. SAGU Karya Taufik Ikram Jamil
3. LAUT Karya Rida K Liamsi
4. BURUNG WAKTU Karya Idrus Tintin
5. TEMPULING Karya Rida K Liamsi
6. PUAH UNTUK RIAU Karya Berty Asmara


PUAH UNTUK RIAU
Karya : Berty Asmara

Ketika bukit pasir mulai susut
Ketika kopra mulai kering
Ketika ojol mulai keras
Sabut yang terus melambut,
Sampai laut kalang kabut

Orang-orang sibuk dengan negeri
Orang-orang sibuk dengan harga diri
Dan yang paling menyakitkan hati
Orang-orang sibuk dengan mercy
Pak tani mulai ke tepi...
Sawah ladang akan mati...

Puah !!!! Nak jadikan Riau macam Brunai
Puah !!!! Nak jadikan Riau macam Singapor
Puah !!!! Nak jadikan Riau macam-macam
Puah sisih puah datuk !!
Maka puah tak jadi-jadi
Maka puah tak ada lagi
Allahualam